MENERJANG GERIMIS DI PARANG TRITIS

Sabtu, 24 Oktober 2009

Angin garam yang kau kirim lewat Samudra Hindia itu
menaburkan sejarah. menenggelamkan artefak, saksi bisu
dibawah butir-butir pasirmu yang menggunung.
Anak pelancong bermain sepanjang pantai.
tapi belum juga memberikan rasa dingin
akan kekhawatiranku tentang hujan
sedang kuda andong yang membawa
bocah-bocah lincah itu, ikut tertawa cekikikan,
matanya menahan sakit kasihan berjalan berat
di atas pasir basah berair pula
gerimis di parang tritis,
membuat kalimat takjub dan back ground tebing hijau
mengingatkan rumah-rumah bambu
dan para pencari kerang hijau
yang membuat mataku silau
matahari telah menghalangi
ketakutanku akan palung
dan jurang yang tertutupi gelisah
ombakmu. anganku mengawang
dijilat-jilat pantaimu, menyapa
selamat siang pada kulit kerang
dan tapak kaki siapa saja
yang masih membekas
selanjutnya aku cuma pernik-pernik
mineral di pasirmu yang
menghitam. makin hitam anganku
masuk berkelana di altarmu yang kelam.

Nurochman Sudibyo YS.
Yogyakarta, 2002

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gurit Dermayon © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum