INCLUDE : :J. Suharjono

Jumat, 06 November 2009

Puisi-puisi tentang bandung
Nurochman Sudibyo YS.


INCLUDE
:J. Suharjono

Kotamu semangkuk sop, Jon. Lalu dimana posisimu?
aku diantara gunung-gunung, melingkari keramaian
jalanan. Saat berlari, pagi di jarak 12 kilometer pertama
Lembang, antara ladang bunga dan aspal dingin
Serasa kelopak kol mengelupas dan daun wortel terserabut
sewaktu kunikmati seduhan teh hijau dan hangatnya
aroma kopi, menguap dari termos
sebuah kios rokok di depan gedung tua,
habiskan bergelas susu bersama sepotong roti sumbu
kita berupaya menekan geregap kendaraan dan ambulan
kian ramai hingga jelang matahari. Kini, cahayamu merayap
di sisa embun daun-daun talas

dan Seekor kodok merah parkir seenaknya,
di bawah rindang kamboja kucoba membagi anganku
meliarkan harapan ke banyak mata memandang
selalu ke depan. Berkelakar menyoal kwas
di getar pelukis muda dan mulut belati seorang dosen
kuduga reranting tua lama terdiam. Sering anganku terbanting
hingga sering kuamati nafas daun, daun bernafas katamu,
mengalunkan warna-warna bias ke udara hingga diterpa angin
seperti seruling bambu dan sisa serat rama-rama berdenging
mengajak bercengkerama diantara riuh pagi gegas mahasiswa
yang melukisi kanvasnya dengan tangan mengepal
kwasnya berlepotan tinta menoreh warna darah dan air mata
kita pun terpana, lalu kembali kita berdialog.
Saling bertanya-tanya. Kapan melanjutkan perjalanan,
atau melukisi sunyi malam setelah jeda
dan tak ada lagi komunikasi bertaut, atau sekedar
berbagi rizki. Selain suntuk di wisik embun kembali diam
di permukaan daunmu lalu membeku. Katamu ingin
kau terbang mengawang, diantara warna warni
udara kotamu, selagi nafas daun dan daun bernafas
mimpi itu kembali pudar. Kita memang belum secara kolektif
sadar, membayar ketaksanggupan diantara mata nanar
melawan keraguan akan keanekaragaman friksi.

2008

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gurit Dermayon © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum