Empat Puluh Harimu Kemudian

Jumat, 08 Oktober 2010

Berkali menjawab es-em-es, cuaca pun kacau
Suara angin di siang meradang pun meracau
Tak kenal dengan siapa engkau
Mengakhiri pertapaanmu di pojok surau
Kertas-kertas bernoda kacau balau

Dia seperti sedang menyanyi di tepian surga
Diantara doa-doa yang diterbangkan
Orang-orang mengeja bulan, nenyulam matahari
Membukakan pintu untuk istirahmu
Singasana tak berjendela

Ini empat puluh harimu kemudian
Tak banyak isak tangis dan sedu sedan
Mengiring demonstrasi dan opoosisi
Di gedung perwakilan dipenuhi sedan
Dan potongan gajih setiap bulan

Dagumu berjenggot manggut-manggut
Decak kagum penuh iimajinasi
Menyeret kita menulis puisi
Berbaris kata menyoal dunia
40 Wilayah 40 anugrah 40 hari berpeluh.

September 2009

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gurit Dermayon © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum