Bagi Penyair dan Kerinduannya
27. Diah Setyawati
Seperti dulu saat ibrahim merindui ismail
ketika kedua tangan ingin menimang buah kasih sayang
penantian itu
membawamu pada kebun bunga
satu demi satu kau petik menggantikan yang layu
sebagai pengisi jambang puisimu
lalu mabuklah segenap pengembaraan
Dan diam-diam kau lukis juga wajah malam penuh bunga
mencatnya dengan warna biru muda
jadilah kado yang belum sempat kubuka
rahwana manglih rupa
coba curi cintaku yang lagi gelisah
inikah gerhana
Kekasih kenapa mesti bimbang
padahal simpatiku bukan sekedar bayang-banyang
bahkan embun bungaku telah menjelma doa
bagiberatus-ratus sperma di ladang jiwa
sedang airmata adalah ketulusan
dimana angin telah menerbangkannya
lewat kekhusukan sujudku
pada pertemuan rahasia
maka
tak perlu lagi kau pinang mawar-mawar liar
yang terhampar dalam beukar mimpi
selagi kekuatan doa menjadi penawar dahaga.
Jan.1998
0 komentar:
Posting Komentar