OBITUARI AGUSTUS’ 09

Jumat, 08 Oktober 2010

Selalu saja bercelana jean. Ke mana-mana menghikmati diri
di usia yang kian tumbang. Tak ada sedikit yang terbuang
meski cukup banyak menanggung hutang turun temurun kini
“tak gendong’, katamu sembari terkekeh kekeh meledekku
sepenuh keceriaan, diantara surat gugatan yang menumpuk
dan kantor DPR penuh dengan bunga Zaetun dan nyanyian angsa

Akan kau bawa kemana irama nasib rakyat kita ini
setelah tidur, kembali tidur, bangun dari kemelaratan
tengah bermimpikan engkau disaat berorasi
atau saat membaca sajak diantara para demonstran
dan puing-puing rumah gusuran
lalu suara gitarmu mengusik telinga para pembisik

Hingga sampai pada hari yang berkeringat
kemarau mengawali banjirnya airmata
yang menyemburatkan puisi,
usai kudengar tidurmu yang penghabisan
diiring ribuan kepala dan tangan mengusung keranda
sampai di pusara tauran berjuta bunga
menghiasi lagu dan sajakmu
membahana hingga ke langit lapis tujuh

mbah...., ini doamu atau sejumput serapah
yang kau alirkan pada kami. Tinggal modal sampah
selaku komunitas kaum sebatas terompah
yang cukup siap dengan berbasah basah
menangkapi sinyalemen lagumu. Tak gendong
aku dibebani triliunan sundep tapi aku tertawa landep

Mas...., maaf jika kami tak punya sajak khusus
bagi wakil rakyat atau kawan mereka si konglomerat
Smua yang kau bangun telah memberi isyarat
mengangkatmu dengan jubah bermaklumat.
hari yang panas, ada banyak kelelawar setiap malam
banyak jiwa lapar kemudian satu per satu terkapar.


Indramayu-Cirebon 2009-08-14

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gurit Dermayon © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum