Sinergi Wangi

Jumat, 08 Oktober 2010

Berbulan kukendarai angin, bergelut dengan rasa dingin. Gairah di dadamu
berbisik lembut, telingamu memerah sesaat matahari pulang lalu pergi lagi
pagi dini hari jalanan Slawi mengusir sepi embun. Batu melepas debu jalanan
diantara pekerja berseragam, datang bersepeda dengan aroma yang segar
dari arah Kota Tegal aku terpental, jiwaku mengental di cangkir tembikar
yang melingkari poci merah dengan sebungkus teh wangi dan air mendidih
berhenti di situ, dua gadis dengan kerlingan mata bercengkerama
memulai hari dengan aroma teh sepanjang hari. Sembari memaknai
kemana jatuh dan dibiarkan ujung rambutnya hingga terjuntai di bahu
aku mengenalinya satu-satu sambil lalu, pertama sekali di saat ia
mulai memetik daun teh, udara dingin berganti memanas sorenya hujan
kulihat telinganya mawar, matanya ketumbar, alisnya tersimbar,
harumnya melati kesuma hati. oh slawi wangi. Tak ada yang mesti di interupsi

Sejak perkenalan di ujung perbatasan desa arah selatan itu, berkali kutulis puisi
Selalu kukenang matamu yang terang, dan harum tubuhmu tiap kali kutegukkan
Minuman. Ingat selalu Slawi. Seperti mengingat tubuhmu yang seksi. Padahal sudah bercangkir-cangkir kuteguk rasa manis gula batu dan aroma tubuhmu
Selali menawarkan, untuk diteguk, dan selanjutya tak hendak membuatku mabuk sampai terkantuk-kantuk atau harus batuk-batuk memaknai cinta dari seteguk teh slawi wangi yang suntuk.

10.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gurit Dermayon © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum