Duka Lara Dursasana

Rabu, 15 Desember 2010

Duka Lara Dursasana

Kutukan itu, duka lara bagi Dursasana karena Bima melihat biungnya, Drupadi bersumpah mengeramas rambutnya dengan darah. Hadiah itu memberi poin untuk pelecehannya ia penggal kepalanya. Terbukti dipertempuran seru di padang kuru. Dursasana terbaring kaku, kepalanya terpisah, darahnya dimakan serapah siapa mau berkalang tanah. menyerah di bawah hujan palu godam, dan seribu panah mengincar maut. Namun aku belum takut kalut untuk mati, anakku. Perang, membuka tabir selimut hati, lepas tali sejarah, jiwa yang pasrah, tersenyumlah biar gagal memerdekakan raja di kerajaan cinta. Emosi diri dan absurditas masyarakat istana itu, hanya ada pada seorang pangeran yang kesepian. Mengukur ketebalan tembok kamarnya.akankah kita biarkan mereka terus bermain dadu? menenggak ciu, sampai mabuk dan kemenangan yang diperolehnya dengan darah rakyat. serta senjatanya itu, kutahu, bisa rapuh oleh palu dahsyat perseteruan antara kita yang hanya mampu mencipta kehancuran. lalu kapan kita kembali ke pekuburan.

2001

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gurit Dermayon © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum