Manunggal Segara - Ki Tapa Kelana

Jumat, 08 Maret 2013

Manunggal Segara Niatkan Belajar memulai, memuji syukur pada Gusti yang maha tinggi, pada nabi yang kita puji-puji Membuka tabir wisiknya alam, menghikmati ketegaran laut Karena Aku ikan selautan, nabi Qidir dan doa’nya. Memulai jadi saksi Membangun kekuatan palung, tanjung, dermaga dan muara Asin laut dan amis muara, aroma karat besi Jadi istana pasir di lautan dalam Angin dan ombak bercengkerama di kebisuan pantai Memaknai impian perminan bocah-bocah pesisir Berjejer seperti perhu dan kapal-kapal yang disusun Menjadi kota bermahkota baru, bertabur emas permata Seperti mereka yang berambut terurai dibasahi busa dan debur ombak Sepenuh badan bercampur lumpur pasir laut di kedalamannya Sesampainya di tengah samudra semua ikan besar menghampiri badanku, kakap, bawal, cucut, manyung, tongkol, tengiri Telah nyawiji menjadi satu dengan badanku. Aku kini manunggal dengan samudra yang luas. Dyah Setyawati: Mulai dari kursi RT, RW, Kepala Kantor, Kepala Wilayah, Pejabat, Aparat, semua demi tuntutan martabat yang harus diangkat oleh diri dan nafsunya untuk mulai menguasai, mulai memimpin mulai menjadi tua. Tua dalam berfikir, tua dalam berusaha, tua dalam bekerja, tua dalam berkarya, tua dalam berbgai suasana. Ia mulai menuntut jati dirinya. Ia mulai berusaha bersiasah, berkilah, berpolitik, mengotak atik angka, dan menggoyang-goyangka kakinya setelah bisa menopangkan sebelah kakinya di korsi gading dengan dasi yang miring.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Gurit Dermayon © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum