MENERJANG GERIMIS DI PARANG TRITIS

Sabtu, 24 Oktober 2009 0 komentar

Angin garam yang kau kirim lewat Samudra Hindia itu menaburkan sejarah. menenggelamkan artefak, saksi bisu dibawah butir-butir pasirmu yang menggunung. Anak pelancong bermain sepanjang pantai.tapi belum juga memberikan rasa dingin akan kekhawatiranku tentang hujan sedang kuda andong yang membawa bocah-bocah lincah itu, ikut tertawa cekikikan, matanya...

PUNCAK KHAYANGAN

Sabtu, 24 Oktober 2009 0 komentar

Sebuah tebing, dengan karang membatu serta rindang jambu mete, menjadi ruang baru, bagi pengembaranku. jalan berlenggok menawarkan hutan jati dan suplir liardi atas papan jati yang kau bangun menjadi sebuah candi di atas kawasan seni dan impian tentang komunitas kahyangan dari atas puncakmu kusaksikan kengerian memandang samudramu. bunga angrek yang...

MENDULANG KENANGAN

Sabtu, 24 Oktober 2009 0 komentar

Mega layung di langit utara, cahayanya seperti pedang Nyi Mas Endang Dharma merajut awan putih menjadi selendang. sedang angin utara mendendangkan sejarah dan peradaban menenun kenangan sampai lahir selembar kain. digelar sampai sebuah negeri melepas menguras dolar. bagi kapal kandas, pacar cina, iwak etong, sawat riwet, kembang kapas dan gurat asemkita...

TANGAN MEMBARA

Sabtu, 24 Oktober 2009 0 komentar

Tangan-tanganmu serupa senapan menuding untuk semua, sasaran jatuh. seperti buah rambutan dipelintir hujanmusim menjadi hari yang aneh. tangan, bertepuk hanya sebelah yang membara di kursi berselempang langit kian menyempit, dialog pun makin mencekam, nafasku diburu kengerian. suara jerit bayi-bayi perempuan berbendera pembaruanmembuat jalanan menjadi...

Cerpen : Nurochman S. YS

Jumat, 02 Oktober 2009 0 komentar

SETORRAICerpen : Nurochman Sudibyo. YS Ribuan perahu hilir mudik di muara. Di sandaran dermaga yang ramai, orang-orang sibuk mengasah pedang. Mereka seperti akan berperang. Tapi wajahnya cukup ditonjolkan dengan riang. Entah apa yang sedang mereka persiapkan. Kabarnya hanya karena perintah seorang yang pandai bersilat lidah. Sungguh telah memberi pengaruh...

Jumat, 02 Oktober 2009 0 komentar

Nurochman Sudibyo YS.ODE PUTRA SANG FAJARkusambangi peristirahatan terakhirmu di bawah vikus binyaminka yang rindang, bunga-bunga pualam. mengitari altarmu matahariku, pusara tanpa jendelaeggan kulawan kesejukan kotamudiantara para pendoa, tak ada habis-habisnya airmata dari orang-orang yang datang tanpa meninggalkan alamat. Batu marmer hitam saksikan...

Jumat, 02 Oktober 2009 0 komentar

Nurochman Sudibyo YS.Lagu Serunai PadiSulit mengerti betapa berat menahan airmatayang meluncur dari bola matamumeski telah kubentangkan jarak untuk tak terlampau jauhrindu ini terkapar begitu saja tanpa ragaseperti milir udara laut menampar hamparan padilekuk gemulainya pertontonkan kulitnya yang keemasan dan malai padi pun kini bahwa aroma gelisah...

 
Gurit Dermayon © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum